Thursday, October 13, 2011

Krisis Yang Bisa Merubah Prilaku Masyarakat


Masalah ekonomi akibat krisis surat utang maupun pelambatan ekonomi memang bisa membuat orang merubah kebiasaan prilaku, Tanda-tanda ekonomi yang mulai jatuh itu terlihat dari dari penurunan tingkat kepercayaan masyarakat, lemahnya permintaan, serta meningkatnya jumlah pengangguran,di beberapa negara eropa yang sekarang ini dilanda kemelut ekonomi masyarakatnya mulai ada perubahan prilaku-prilaku dari biasanya,inilah beberapa prilaku masyarakat yang ekonominya sedang dilanda krisis :

1. Berkurangnya kecelakaan karena mabuk

Data studi terakhir yang dikeluarkan Center for Disease Control and Prevention menemukan fakta bahwa kecelakaan akibat pengendara mabuk menyentuh level terendah selama 20 tahun terakhir.

Laporan itu didasarkan pada hasil survei terhadap 210 ribu warga Amerika Serikat pada 2010. Sebagian besar masyarakat AS saat ini mengaku telah menurunkan konsumsi minuman keras sebesar 30 persen sejak lima tahun terakhir.


2. Lebih banyak permen

Salah satu hal yang harus dilakukan ketika keuangan kita menipis di saat terjadi resesi ekonomi adalah menghilangkan barang-barang yang tidak dibutuhkan. Namun, hal itu tidak lantas membuat masyarakat AS menghilangkan kebiasaan membeli permen.

Di tengah krisis ekonomi 2008, penjualan permen meningkat 2,2 persen di seluruh negara AS. Hal itu didasarkan pada pada National Confectioners Association. perusahaan cokelat, Cadburry dilaporkan mengalami peningkatan keuntungan sebesar 30 persen pada 2008, dan Nestle 10,9 persen.

3. Lebih banyak hubungan jarak jauh

Sebuah survei menunjukkan 18,2 persen pekerja terpaksa dimutasi dari pekerjaannya sepanjang kuartal II-2009, naik 11,4 persen dibandingkan 2008. Kondisi ini menunjukkan pekerja yang terkena mutasi harus menjalin hubungan jarak jauh dengan pasangan atau keluarganya.

4. Lebih banyak taman

Sejak 2009, perusahaan tanaman dan jasa pengiriman surat melaporkan kenaikan penjualan bibit dan produk taman rumah. Toko perlengkapan Ace Hardware di Denver melaporkan penjualan bibit tanaman mengalami kenaikan 300 persen. Selain itu, banyak perusahaan jasa pengiriman surat mencatat pasokan bibit untuk tanaman sempat melambat.

Berdasarkan data National Gardening Association, tanaman kesehatan dan taman herbal mampu menghemat anggaran hingga US$500 per tahun.

5. Lebih sedikit boxer (pakaian dalam pria)

Pakaian dalam (boxer) selama ini menjadi pilihan masyarakat dalam berbusana. Namun, seiring ekonomi yang terus melemah, banyak kalangan pria yang mengeluarkan kebutuhan pakaian dalam dalam daftar belanjaan mereka.

Bahkan, mantan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Alan Greenspan mencatat penjualan pakaian dalam terkadang memang selalu mendatar (flat). Penurunan penjualan pakaian dalam pria bisa menunjukkan tanda-tanda ekonomi mulai memburuk.

6. Lebih banyak potong rambut

Pergi ke tempat cukur bisa menjadi penanda resesi yang melanda industri? Faktanya, sebuah sensus mencatat para pekerja di sektor pangkas rambut dan salon mengalami pertumbuhan delapan persen selama 2008-2009. Di ibukota Amerika Serikat, pertumbuhan industri ini bahkan mencapai 18 persen.

Media setempat, The New York Times menduga industri salon lolos dari resesi karena hal itu merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang tidak bisa di-outsource-kan oleh negara atau negara bagian lain.

7. Lebih sering piknik

Tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain rekreasi gratis selama masa-masa ekonomi sulit. Sejak 2009 hingga 2010, The Star-Ledger mencatat kunjungan masyarakat New Jersey ke taman kota meningkat 10-20 persen.

Secara keseluruhan, jumlah pengunjung meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun 1980-an seiring meningkatnya jumlah populasi.

8. Popok lebih sedikit

Biasanya, selama krisis, orang tua memilih untuk memotong pengeluaran mereka untuk kebutuhan anak-anak. Data konsumsi terakhir yang dikeluarkan Edge Research menunjukkan, volume penjualan popok selama Agustus turun satu persen dibandingkan tahun lalu. Harga penjualan popok juga menurun tiga persen.

Berkurangnya pembelian popok menunjukkan jumlah kelahiran semakin sedikit, padahal pada tahun lalu penjualan popok meningkat delapan persen. Hal ini menunjukkan orang tua menurunkan jatah belanja untuk membeli popok yang bisa menelan anggaran belanja US$1.500 per tahun, jika seorang bayi mengganti popok enam kali dalam sehari.

9. Lebih banyak kumpul kebo

Pengangguran di kalangan muda kini menjadi isu hangat di AS. Sebagai solusi sementara, para generasi muda ini biasanya akan kembali tinggal bersama orang tua. Sensus terakhir menunjukkan jumlah orang dewasa yang tinggal bersama orang tua naik 25,5 persen sejak 2007.

Namun, persoalan yang kini menjadi perhatian serius adalah jumlah pasangan hidup bersama tanpa pernikahan semakin meningkat. Tercatat pasangan 'kumpul kebo' naik 13 persen antara 2009-2010. Para ahli menilai, peralihan pola gaya hidup itu tidak biasanya terjadi dalam setahun terakhir.

10. Pencurian properti berkurang

Tingkat rata-rata pencurian properti selama dua dekade terakhir menurun. Tren itu tampaknya semakin menjadi bukti terjadinya resesi.

Data dari Departemen Kehakiman AS menunjukkan, daerah dengan tingkat pendapatan per kapita yang turun tajam mengalami penurunan terbesar dalam rata-rata pencurian properti. Hal itu diketahui dari laporan The Economist.

Hubungan di antara pendapatan lebih rendah dan rata-rata kejahatan lebih sedikit sebetulnya meningkat selama 2008 hingga 2009 ketika resesi mulai muncul seperti di Nevada, Arizona, dan Hawaii.

Jadi krisis ekonomi itu bisa merubah masyarakat jadi lebih baik atau malah jadi lebih buruk.

No comments:

Post a Comment